Senin, 29 Desember 2008

Rangkain Sayap Sang Elang

Kepadatan kota Megapolitan Jakarta tidak mengurungkan langkah Elang untuk mengejar Tambatan hatinya ke Surabaya.Perempuan yang dia kenal dari teman lamanya sewaktu di Surabaya tempat dimana perjalanan karirnya dimulai. Mobil sedan hitam melaju kencang menyusuri jalanan sepanjang menuju Bandara SUTHA satu demi satu mobil dilewati bersama teman satu kantornya ALA.

“Gila lo Gue belum nikah. Sakit jiwa lo ya,….” Umpat Ala ke Elang dengan wajah memerah seperti tomat yang masak, karena ketakutan dengan cara menyetir Elang yang sebelumnya dulu di Kota pahlawan sering ikut balap treck lurus.

“Udah diam aja pegangan yang kencang. Kapan sampainya kalau pelan-pelan” balas Elang dengan tenang sambil melihat lurus ke depan matanya. 25 menit kemudian mobil diberhentikan di sector 1B keberangkatan. Elang keluar dengan tergesa-gesa karena takut ketinggalan Pesawat. “OK, thanks La titip mobil ya hati-hati.” Kata sikurus Elang kepada sahabatnya sambil melambaikan tangan dan bergegas bording.

Beberapa menit kemudian akhirnya Burung besi itu mengantarkan Sang Elang Terbang menembus awan putih menuju Surabaya yang hanya ditempuh 1 jam saja.

Jam menunjukkan pukul 11 siang. Burung besi itu akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Juanda. Diambilnya Ponsel di saku celana kirinya dan menelfon seorang yang ternyata seorang perempuan.

“Halo.. sampai diamana Kir??” Ucap Elang di telfon kepada seoreng perempuan yang tenyata bernama lenkap Kirana Kejora.

“ sebentar lagi sampai kok. Kamu tunggu dimana? Jawab wanita yang belum pernah Elang lihat sebelumnya.”

“Gw tunggu di café A-Mail ya.” Jawab Elang sambil membawa koper bawaan yang lumayan berat kearah café A-Mail yang tidak jauh dari tempat dia berdiri.

Diambilnya daftar menu makanan yang ada di meja.di pilihlah sepiring makanan favoritnya Nasi Goreng seafoot. Dan seorang pelayan mendatangi dengan membawa sepiring Nasi Goreng dan minuman mineral. Setelah semua makanan itu habis diambilnya sebungkus Obat – obatan dari tas yang didapatnya sewaktu masuk rumah sakit karena Komplikasi yang dideritanya bertahun-tahun. Beberapa menit kemudian datanglah 2 orang perempuan sebaya mendekatinya. Dengan menjulurkan tangan untuk memperkan diri.

“ Kirana “ Bintang, kedua perempuan paruhbaya itu menyebut namanya bergantian,

“Elang” Jawab nya sambil membalas uluran tangan kedua wanita itu.

Setelah perkenalan mereka bertiga pergi menuju parkiran di depan pintu keluar bandara.

Sepanjang perjalanan mereka ngobrol masalah masing-masing. Menyusuri kota Sidoarja menuju rumah Bintang yang lumayan jauh dari bandara di area permahan di tanggulangin berhenti dirumah pojokan gang yang cukup lumayan luas Bintang Turun dan Elang dan Kirana melanjutkan perjalanan pulang ke Surabaya. Sebelumya Elang pernah menyatakan ketertarikan ke Kirana sewaktu Elang berada di Jakarta. Dan Elang merasa kaget dengan apa yang Kirana saat ini katakan. Elang berharap untuk pulang kesurabaya untuk membantu Kirana yang sedang mengalami depresi karena baru putus dari seorang dokter anak Jakarta. Yang selama ini diagung-agungkan Kirana di depan Elang. Meskipun dia pernah lakukan hubungan yang tidak seharusnya dia lakukan. Elang berharap itu adalah masalalu yang cukup pergi bersama kepergian Doni setelah mencampakan Kirana. “ Elang, berusaha untuk melakukan apasaja agar Kirana bisa lulus kuliah kedokteran sesuai amanah Almarhum Ibunya. Selama Elang dijakarta mereka Pacaran Jarak jauh. Elang percaya begitu saja akhirnya datang sebuah masalah saat Kirana pergi ke pulau DEWATA untuk menghadiri pernikahan kakak dari mantannya Adi. Disana juga Kirana melakukan kesalahan juga karena dia minum saat karaoke didaerah bypass ngurahray. Elang sudah melarangnya karena Elang merasakan sesuatu hal yang tidak baik. Dan ternyata apa yang Elang pikirkan benar-bener terjadi. Kirana dalam kondisi mabuk berat dibawa ke sebuah Hotel yang tidak jauh dari tempat karaoke itu dengan tanpa selembar pakain merka berdua melakukan hubungan intim dan Elang pun merasa sakit dan Kirana pun tidak merasa bersalah telah mengkhianati Elang justru dia merasa bangga. Begitu sabar Elang menjalani hubungan cinta mereka berdua meskipun dia harus sakit merasakan kepahitan hatinya. Dia berharap pulang kesurabaya untuk membantu Kirana terlepas dari semua masalah yang saat ini dia alami. Di pantai kenjeran mobil diparkir Elang keluar dari mobil menuju bibir pantai menghela nafas setelah mengetahui semua yang selama ini dia takutkan benar-benar terjadi. Didalam hatinya mengatakan “Ya Allah apa salahku apa yang membuatmu murka kepadaku tidak cukupkan engkau mengambil sebagian hidupku saat ini. Apakah aku harus kehilangan usia muda dengan semua ini”. Elang berharap pulang ke Surabaya untuk menenangkan pikiran tapi yang dia alami justu hempasan masalah yang tidak berhenti-henti. “ Ya Allah seandainya hatiku bisa menangis saat ini aku pasti bisa meneteskan air mata.” Aku begitu mencintainya lebih dari segalanya,aku berusaha untuk bahagiakan dia tapi aku tidak bisa. Akhirnya Elang putuskan untuk pulang ke Jakarta karena dia tidak ingin sakitnya kambuh kembali untuk kesekian kalinya. Elang masuk ke mobil menuju rumahnya di bilangan Wonokromo. Kirana berusaha untuk menghibur Elang tetapi tetap saja didalam hati Elang menangis dia ingin tegar menghadapi semuanya. Berhentilah di sebuah rumah yang dipenuhi dengan ukiran kayu jati jepara Elang turun bawa koper masuk kerumah langsung masuk kamar meratapi apa yang dia alami. Dengan ditemani lagu-agu Arilaso yang berjudul Sehidup semati. Dan Sadis yang dinyanyikan oleh Afgan.

Hanya coretan-coretan yang ada di buku hariannyalah dia bisa menumpahkan semuanya.

Pagi itu pula Elang kembali ke Jakarta diantar Kirana ke bandara Juanda. Selama perjalanan Elang hanya diam. Di benaknya hanya berkata Aku Elang tidak seharusnya aku menangis. Elang berusaha tegar menjalani Hubungan yang menggantung selama hamper 4 bulan bersama Kirana.

“Elang aku minta maaf aku sudah terlalu banyak membuat kamu menderita,kamu terlalu baik untukku” Kata Kirana dengan raut muka bersalah. Dan tidak sepatah katapun terucap dari bibir Elang, dia langsung keluar dan ambil koper masuk untuk bording. Elang berusaha untuk memaafkan Kirana tapi kesalahan itu selalu terulang kembali. Akhirnya sebuah SMS masuk ke hape Elang dengan kata-kata mesra tetapi bukan untuk dia tetapi buat cowok yang pernah menidurinya di Bali. Elang merasa terpukul. Elang berusaha untuk membuat Kirana bahagia meskipun dia berusaha senang dengan kebahagiaan yang dialami sang kekasih. Mekipun pahit ia rasakan. Meskipun teman-teman Kirana telah mengingatkan Elang agar melupakan Kirana. Elang tetep Teguh dengan pendiriannya. Karena dia telah berjanji akan menemani Kirana sampai nafas terakhirnya. Akhirnya waktu itupun datang karena kesalahan Kirana untuk kesekian kalinya terulang kembali. Elang sudah merasa capek dengan semua itu meskipun selama ini ia orang – orang melihat Elang selalu tegar menjalani hidup. Tetapi kangker dalam dirinyalah yang menggerogotinya. Selama lebih 5 tahun kangker itu bersarang didirinya tidak satu orang keluarganyapun yang tahu masalah sakitnya itu. Elang memutuskan untuk pergi ke Singapura hidup dengan adiknya. Dengan membawa sakit yang selama ini selalu bersamanya dimanapun ia berada. Genap 28 tahun waktu penantian berakhir Sang Pemilik Telah mengambilnya milikNya kembali. Elang pergi dengan luka disayapnya, dengan tetesan airmatanya Bumi ini kehilangan dirinya.Airmata terakhir dalam hidupnya. Keluarga besar Elang merasa kehilangan lebih-lebih sang Bunda karena hal itu adalah kejadian untuk kedua kalinya Elang sakit tidak mengeluh kepada keluarga dan akhirnya ginjalnya harus diangkat oleh dokter. Kemudian sekarang Raja Alam mengambilnya kembali untuk selama-lamanya karena kangker otak yang dideritanya selama 5 tahun. Elang berharap Kirana bisa lulus sesuai keinginan ibunya semasa hidup. Kirana tidak mengetahui kalau Elang telah pergi karena Elang tidak ingin Kirana meneteskan air mata. Ia ingin orang yang dia cintai bahagia. “ Terimakasih Waktu Kau Telah Memberikan Ku Nafas Bagi Kehidupanku. Terimakasih Cinta Kau Telah Mau Masuk Dalam Kehidupanku.” ”Semoga Kepakan Sayapku dapat Membuat Jalan Kehidupan Yang Baru di alam Berbeda””

SEANDAINYA HATI BISA MEMILIH

DIA PASTI INGIN MEMILIH UNTUK PERGI

SEANDAINYA CINTA BISA MEMILIH

DIA PASTI AKAN MEMILIH MATI

Indah cinta yang kurasakan.

Entah apa yang kurasakan saat itu

Kebahagiaan aku liat di balik senyum bibirmu

Ternyata itu cinta sesaat bagiku

Waktu yang selama ini menjadi teman hidupku

yang selalu aku anggap abadi

harus aku hentikan sendiri

seiring langkahku

ternyata aku menuju gerbang penyiksaan

cinta itu akan aku bawa sampai aku terlahir kembali

seabadi waktu yang selama ini menemani aku

Elang Indra Lazuardi

Jakarta Perumahan Harapan Indah 31 Agustus 2008 pukul 05.00 di atas Sofa ini ceritaku ini aku torehkan.