Minggu, 08 Februari 2009

jeritan hati diantara sang Lazuardi

Kepedihan semua ini

Engkau berikan kepadaku

Penat hati ini merintih

Asa ini menjerit

Kepakanku terhenti

Engkau bersama seorang berambut cepak

Langkahmu mengejutkanku

Anganku pudar bersama luka-luka sayapku

Nan selalu aku ingat

Guratan wajahmu itu

Lambaian daun itu

Akan selalu menutup wajahku
Zamanku mungkin akan terhenti
Untuk menunggu cintamu
Akankah semua ini akan berlalu?

Rangkaian sayapku terajut kembali?
Do’a ku selalu akan menyertaimu

Inginku berlabuh di hatimu

Jakarta 4 Febari 2009

Dengan sepenuh hati aku

Merangakai sayap ini dibilik indahku

Pengadegan Selatan 21A

ELANG INDRA LAZUARDI

MATAHARIKU

Mungkin hariku telah kembali

Anganku bersandar

Tatapan Mata itu

Akan selalu ku ingat

Harum semerbak bunga mawar putih

Alunan suara burung-burung

Rayuan lebah kepada sang Matahai

Indah dibalik Sang LAZUARDI

Kepakanku akan selalu terjaga

Untuk dirimu

Jakarta 4 Ferbiari 2009

Lembah Hijau yang selalu menjadi

Tempatku berkarya

Kepakan Sang Elang selalu

bersamaku

rapuhku bersama tangismu

Kau tahu begitu rapuh sayapku ini

Tipis seperti serpihan air yang membeku

Kapan saja bisa kau hancurkan

Dengan hanya degan tetes air matamu

Aku sudah mencoba untuk mencintaimu

Sepenuh hatiku

Meskipun aku tau dirimu sudah ada yang punya

Dimu hadir bersama tetes airmata itu

Kau koyakkan rajutan cinta selama ini

Hati ini tetap rapuh seperti yang dulu

Luka ini akan selalu membekas

Karena hati ini kosong

Terisi oleh luka lama yang kau buat

Semoga kau tau

Kalau hati ini hancur bersama tetes air matamu

Dan tidak akan bisa kembali karena luka lama ini.